Perpus ‘Saussan’ Dihidupkan Kembali, Jaring 30 Anggota

Perpus ‘Saussan’ Dihidupkan Kembali, Jaring 30 Anggota

MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO – Di tengah pandemi Covid-19 yang belum juga usai, pendidikan bagi anak-anak khususnya di desa sangat rentan terkendala. Selain karena minimnya jangkauan sinyal internet, juga karena minimnya sarana prasarana yang ada. Maka terobosan-terobosan yang diinisiasi pemuda bersama pemerintah desa di Larangan Lor Kecamatan Garung untuk menghidupkan kembali perpustakaan desa menjadi sebuah oase bagi anak-anak desa yang haus akan sumber bacaan. Hal itu terlihat ketika anak-anak usia kelas dua hingga empat SD mulai mendatangi bangunan perpus desa bernama Saussan yang dibuka perdana Senin (1/2). Diungkapkan Sekretaris Desa Larangan Lor, Heri harapan dari pemdes dengan aktifnya kembali perpus desa tersebut kedepannya bisa memfasilitasi anak-anak usia sekolah dan warga umum yang membutuhkan ruang membaca sekaligus mempelajari skill baru. Di hari pertama buka, sepertiga buku dipinjam oleh lebih dari 30 anggota baru. “Harapan kami bisa segera memfasilitasi koneksi internet dan referensi bacaan dan materi digital tapi kami ingin memastikan keamanan konten yang dibuka anak-anak tersebut. Inisiasi dibukanya kembali perpus ini sangat positif di momentum pandemi,” ungkapnya sebelum pembukaan dimulai. Baca Juga Masa Pandemi Kuota Pelayanan Paspor di Kantor Imigrasi Wonosobo Dibatasi Sementara itu diungkapkan Ketua Pengelola Perpusdes Saussan, Eva Lailatul Rahman, keberadaan Perpus Saussan sebenarnya sudah ada sejak dirinya masih sekolah di SD. Eva dan teman-temannya sesama penggiat kepemudaan melihat bahwa anak-anak Larangan Lor selama ini membutuhkan tempat untuk belajar yang membuat mereka semakin bersemangat dalam mempelajari hal baru. “Selain ada buku bacaan yang bisa dipinjam, nantinya juga akan kami adakan agenda menonton film edukasi dan berbagai talkshow. Saussan artinya bunga yang indah dan semoga adanya perpusdes ini bisa mengembang dan memperindah desa kami lewat semangat membaca dan belajar anak-anaknya,” ungkapnya. Sementara itu menurut Kepala Dusun Larang Lor Muhajirin, sejak 2005 Perpustakaan Desa Saussan sudah dirintis pada momentum pencetusan pengarusutamaan gender bersama berbagai pihak termasuk PKK dan Pemkab. Dengan ditingkatkannya fasilitas berupa gedung dan juga sarpras yang mendukung diharapkan bisa meredam dampak psikologis pandemi bagi anak-anak setempat. “Bangunannya kalau tidak salah sudah pindah empat kali. Dulu SDM dan sarpras masih kurang tapi sekarang ada dukungan dan apalagi sekarang ada masalah covid. Desa kami yang hanya ada satu dusun juga akses yang dulu lebih sulit memang berimbas ke tingkat pendidikan. Namun sekarang sudah banyak warga yang kuliah dan turut mengembangkan desa,” tutur pria yang menjadi perangkat sejak 1997 itu. (win)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: